Serma Kamila, TNI Cantik Penyelamat Jemaah Bingung di Masjid Nabawi

Rizqy Kamila namanya. Sersan Mayor atau Serma pangkatnya. Anggota TNI AL ini bertugas sebagai Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Sektor Khusus (Seksus) Masjid Nabawi. Tugasnya adalah membantu jemaah yang bingung atau tersesat saat keluar masjid.

Usai Subuh, Jumat (4/8/2017), ada kesibukan di pojok dekat Pintu Raja Fahd atau pintu nomor 21 Masjid Nabawi. Serma Kamila mondar-mandir menghampiri pria dan wanita lanjut usia yang duduk di kursi. Tenang dan banyak senyum.
“Tinggal di mana, Pak? Oh Blitar (Jawa Timur). Salah nanya saya, hehehe. Maksudnya di sini (Madinah), tinggal di mana? Di hotel apa?” kata Kamila kepada pria berusia 70-an tahun.
Ada kalanya, jemaah lupa nama hotel. Kamila kemudian melihat gelang besi jemaah. Gelang besi itu berisi nama dan nomor paspor. Selain itu, dia mengulik tas jemaah untuk melihat identitas lebih rinci.
Kamila mencatat, kemudian mencari data-data diri jemaah. Jika sudah lengkap, maka ia berkoordinasi dengan tim untuk mengantarkan jemaah yang tersesat tersebut. Satu jemaah diantar, 2-3 jemaah lain datang. Praktis Kamila tak sempat istirahat.
“Saya mau pulang,” kata wanita lansia yang sudah lama menunggu di posko Seksus tersebut.
Kamila segera mendekat, kemudian dia memegang lembut pundak nenek tersebut.
“Iya Ibu, sebentar lagi akan diantar. Petugas sudah jalan ke sini,” kata Kamila sambil tersenyum.
Jemaah Indonesia, terutama lansia, bingung di Masjid Nabawi sudah sering terjadi. Hampir tiap hari ada. Apalagi saat ini, hampir 40 ribu jemaah sudah berada di Madinah. Butuh kesabaran dan kecekatan untuk menangani hal tersebut.
Meski tidak mudah, Kamila berusaha bertugas sebaik-baiknya. Bagaimana caranya? “Ikhlas, itu saja,” kata wanita kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat ini.
“Kebanyakan sudah sepuh (tua), ini mengingatkan saya kepada orangtua saya,” sambung Kamila dengan suara mendadak berat.
Kamila berdinas di Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut (Lanudal) Tanjung Pinang, Kepulauan Riau (Kepri).
Dia sudah 17 tahun di TNI AL. Kariernya dimulai dari Mabes TNI Angkatan Laut Cilangkap, kemudian di Kodiklatal Surabaya, dan Lantamal IV Tanjung Pinang.
Menjadi petugas haji adalah pengalamannya yang pertamanya tahun ini. “Masyaallah, tidak menyangka bisa menjadi petugas haji.
Dari angkatan laut ada 17 orang yang ikut seleksi, yang diterima 5 orang,” kata jebolan Bintara Dikcaba PK XX tahun 2000-2001 ini.
Kamila bertugas dengan model shift 8 jam. Pagi hingga siang. Apakah merasa lelah? “Ya pasti kalau itu. Manusiawi. Tapi kalau bisa membantu mereka, rasa capek hilang,” tuturnya.
Sumber: detik.com

No comments:

Post a Comment

Copyright © Suara Muslim. All rights reserved. Template by CB