Pemerintah Arab Saudi secara resmi telah melarang jemaah haji dan umrah melakukan pengambilan gambar di dua Masjid Suci, yaitu Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Larangan tersebut disampaikan melalui nota diplomatik dari Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dan surat edaran dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
(Presiden berfoto di depan Ka'bah) Gambar hanya Ilustrasi |
“Kerajaan Arab Saudi telah mengeluarkan instruksi berisi larangan pengambilan gambar di dalam dua masjid suci dan serambinya dengan menggunakan segala jenis, bentuk, dan sarana apa pun,” demikian isi nota tersebut, Rabu (22/11).
Dalam nota tersebut juga disebutkan bahwa sebagian jemaah haji dan umrah dari berbagai kewarganegaraan telah menaikkan bendera negara mereka kemudian melakukan pengambilan gambar di dalam koridor Masjidil Haram.
Ketika ditegur dan dinasehati oleh pihak yang berwenang keamanan Masjidil Haram bahwa apa yang mereka lakukan melanggar peraturan dan instruksi, sebagian dari mereka berdalih bahwa hal tersebut untuk kenang-kenangan dan tidak tahu bahwa ada instruksi yang melarang pengambilan gambar.
Dengan dikirimnya nota tersebut, pemerintah Saudi mengajak para penangung jawab urusan haji dan umrah di negara-negara asal jemaah untuk menghormati kesucian dua masjid suci. Pengambilan gambar dianggap mengganggu dan memancing perasaan negatif orang-orang yang ada di dua masjid suci.
Nota ini juga mengingatkan bahwa jika peringatan tersebut dilanggar, maka pihak keamanan di dua masjid suci telah diberi instruksi untuk menyita hasil film dan jepretan kamera yang diambil jemaah.
Sementara itu Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Setjen Kemenag Mastuki membenarkan adanya surat edaran itu. Aturan ini sebenarnya sudah diberlakukan sejak lama. Namun, kembali ditegaskan karena jumlah jemaah yang membawa ponsel dan mengambil foto justru semakin banyak.
Pasalnya, selfie dinilai dapat mengganggu perhatian dan kekhusyukan jemaah lain. Terlebih lagi, selfie dilakukan sangat dekat dari Kakbah, Raudhah atau tempat peribadatan lainnya.
Kemenag mengaku telah menyosialisasikan aturan ini kepada jemaah Indonesia sejak tahun lalu. Biasanya aturan ini disampaikan saat manasik haji bersamaan dengan aturan lainnya yang ditentukan oleh pemerintah Arab Saudi.
MUI: Larangan Selfie di Ka’bah untuk Menghindari Sifat Riya
Adanya surat edaran dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi terkait larangan mengambil gambar di Masjidil Haram termasuk area Kakbah, Mekah dan Masjid Nabawi, Madinah ditanggapi Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan positif.
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid Sa’adi, mendukung larangan selfie di tempat tersebut karena beberapa hal.
“Larangan selfie di Masjidil Haram dan Nabawi bisa dipahami, hal tersebut untuk menghindari sifat riya atau pamer,” ujar Zainut melalui sambungan telepon, seperti dilansir dari Kumparan, Kamis (23/11).
Bagi Zainut, menjalankan ibadah umrah ataupun haji harus khusyuk. Selfie saat beribadah menurutnya mengurangi kekhidmatan dalam beribadah.
“Selain untuk menghindari sifat riya, hal tersebut (selfie) akan mengganggu kekhusyukan ibadah orang lain, selain itu dari segi adab hal tersebut dirasa kurang baik” tutur Zainut.
Untuk informasi, pemerintah Arab Saudi melalui Kementerian Haji dan Umrah mengelurakan surat edaran terkait larangan selfie di dua tempat paling suci bagi umat islam tersebut. Larangan ini ditujukan kepada seluruh negara pengirim jemaah haji dan umrah.
Ibenk, salah satu jemaah yang mengabadikan momen di depan Kabah, mengaku tidak tahu tentang larangan berswafoto itu.
“Saya umrah 31 Oktober sampai 9 November, jadi kami selfie sebelum larangan tersebut. Dari apa yang saya lihat, mayoritas jemaah di sana juga berfoto dan mengambil video,” ujar Ibenk, Kamis (23/11).
Sementara Novi yang menjalankan ibadah umrah pada Desember 2015 mengaku mengetahui tentang larangan tersebut. Hanya saja, saat masuk ke dalam Masjidil Haram, tidak ada petugas atau laskar yang memeriksa ponsel. Namun Novi mengakui, pemeriksaan ini sifatnya sangat longgar.
“Sebenernya tahu. Jadi kalau di Masjid Nabawi itu, di kawasan jemaah perempuan diperiksa banget isi tas nya. Kalau ketahuan ada yang bawa ponsel, diamankan dulu sama laskar yang jaga. Tapi kalau di Masjidil Haram pemeriksaannya lebih santai, laskarnya tidak terlalu memeriksa isi tas,” ungkap Novi.
Dengan dilarangnya mengabadikan momen di area Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, bisa jadi foto-foto selfie di tanah suci akan menjadi langka.
Banyak banyak setujunya..
ReplyDelete